Dengan datangnya Hari Raya Idul Adha 1432 H, UHAMKA melalui Lembaga Pengelola Zakat, Infaq dan Shadaqah (LP-ZIS) menyelenggarakan pengelolaan dan pendistribusian hewan kurban. Menurut ketua LP ZIS UHAMKA, Drs. Zamah Sari M.Ag, UHAMKA tiap tahun UHAMKA melakukan penyembelihan hewan kurban. Namun sejak tahun 2010 hingga saat ini UHAMKA mulai mengelola daging kurban secara multiguna dengan membuat kornet dan rendang.
Dengan mengemas daging kurban dalam bentuk kornet (kaleng) dan rendang, lanjut Wakil Rektor IV UHAMKA itu, sesungguhnya UHAMKA ingin memberikan nilai manfaat dari pelaksanaan ibadah kurban. Biasanya dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban, daging yang dibagikan kepada masyarakat, habis dikonsumsi saat itu juga. Tapi dengan kurban multiguna yang dikemas dalam bentuk kaleng kornet dan rending, nilai manfaatnya bisa berjangka panjang. Untuk kornet yang dikemas dalam kaleng bisa tahan 2 hingga 3 tahun. Begitu juga dengan rendang yang dikemas dalam plastik bisa tahan selama 3 bulan.
“Nilai manfaat itulah sesungguhnya yang dilakukan LP ZIS UHAMKA dalam pelaksanaan ibadah kurban dengan mengelola daging untuk keperluan jangka panjang. Selain mengelola daging kurban dalam kemasan kornet dan rendang, UHAMKA juga membagikan daging segar sebagaimana daging kurban pada umumnya,”ujar Zamah Sari.
Ditegaskannya, pengelolaan daging kurban dalam bentuk kornet yang dikemas dalam kaleng telah dilakukan UHAMKA sejak tahun 2010. Dan dalam bentuk rendang baru tahun 2011. “Insya Allah UHAMKA telah mempelopori pengelolaan daging kurban dalam bentuk rendang dan akan terus akan dilakukan setiap tahun. Karena kedua bentuk pengelolaan daging kurban itu sangat sarat nilai manfaat yang berjangka panjang,”ujarnya.
Zamah Sari menambahkan, tiap satu ekor sapi akan menghasilkan kurang lebih 500 bungkus rendang dan 3 ekor sapi akan menghasilkan 1000 kaleng kornet. Sedangkan daging kurban kambing dan sapi akan dikemas dalam bentuk daging segar. Untuk daging segar, rencananya akan didistribusikan pada dosen, mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus baik di Limau, Pasar rebo maupun Klender. Pendistribusian daging kurban dalam bentuk kornet dan rending, rencananya akan diberikan kepada masyarakat yang terkena musibah baik bencana alam maupun bencana lingkungan seperti kebanjiran dan kebakaran.
“Insya Allah daging kurban itu akan bermanfaat bagi masyarakat, khusus untuk kornet dan rending nilai manfaatnya sangat berjangka panjang, karena bisa tahan lama dan dapat didistribusikan kepada masyarakat yang terkena musibah,”jelasnya.
Menurut Zamah Sari, model kurban multiguna yang diusung UHAMKA memang tidak begitu lazim. Namun bila dilihat dari aspek manfaat, kurban multiguna ini sangat besar manfaatnya. Karena dapat membantu masyarakat yang terkena musibah dan sangat tahan lama. Ini berbeda dengan daging kurban segar yang habis dikonsumsi dalam 1 hingga 2 hari.
Inovasi Baru
Kurban Multiguna yang diusung oleh LP ZIS mendapat apresiasi positif dari Rektor UHAMKA, Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. Menurutnya, LP ZIS telah melakukan terobosan, dengan menginovasi daging kurban menjadi rendang.
“Bila tahun lalu daging kurban yang diberikan LP ZIS UHAMKA berupa daging segar dan kornet. Untuk tahun ini ada inovasi baru LP ZIS yakni mengelola daging kurban menjadi rendang. Barangkali bukan sekedar inovasi di lingkup UHAMKA. Tapi saya kira ini yang pertama di Indonesia,”ujarnya.
Ditegaskan Suyatno, pemilihan “rendang” sebagai branding LP ZIS dalam mengelola daging kurban sangatlah tepat. Karena rendang merupakan makanan khas Indonesia yang tercatat sebagai makanan terlezat di dunia.
“Dengan dikemasnya daging kurban menjadi rendang, berarti LP ZIS UHAMKA berpartisipasi dalam mengangkat citra produk local di mata publik,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar